Apa yang ada dibenak kalian tentang rumah? Tempat tinggalkah? Tempat
berteduh? Atau sekedar tempat menumpang makan dan tidur? Terdapat berbagai
definisi dari rumah, baik secara singkat maupun secara luas, salah satunya
menurut Budiharjo (1987). Menurut beliau, rumah dapat diartikan sebagai simbol
dan pencerminan tata nilai selera pribadi penghuninya, juga sebagai wadah
keakraban dimana rasa memiliki, kebersamaan, kehangatan, kasih dan rasa aman
tercipta didalamnya. Sedangkan tanah, seperti yang kita tahu tanah pasti
terletak sebagai dasar dimana rumah didirikan. Dasar inilah yang paling
menentukan kekuatan dari sebuah bangunan. Disini penulis mencoba menganalogikan
rumah sebagai negara, khususnya negara Indonesia.
Jika kita perhatikan, untuk membangun rumah dengan kualitas terbaik dapat
dinilai dengan melihat beberapa komponen, antara lain : tanah, pondasi, dinding
dan atap. Penulis memandang negara ibarat sebuah rumah, dimana rakyat Indonesia
sebagai tanah yang merupakan komponen dasar terbentuknya suatu negara. Untuk
memajukan suatu negara, peran yang paling penting adalah upaya dari masyarakat itu
sendiri. Terkadang ketika ada masalah di negara kita, kita sebagai rakyat hanya
bisa menyalahkan satu pihak, yaitu pemerintah. Padahal kita tidak tahu kinerja
pemerintah itu bagaimana, tapi kita hanya bisa menyalahkan tanpa berbuat
apa-apa.
Sebenarnya, jika ada kemauan rakyat bisa mengatasi masalah tersebut dimulai
dari kesadaran diri sendiri. Misalnya ketika angka kemiskinan yang meningkat,
kita tidak harus menyibukan diri dengan men-judge
pemerintah yang buruk. Alangkah lebih baiknya, kita sebagai rakyat bertindak
semampu kita, seperti memperbaiki kualitas diri sendiri dengan cara belajar
sungguh-sungguh, mengikuti atau memberikan pelatihan tentang keahlian tertentu
yang bisa menurunkan tingkat pengangguran, dan lain sebagainya. Dengan demikian,
masalah tersebut dapat berkurang sedikit demi sedikit. Tanpa adanya niat dan
upaya dari rakyat, negara tidak akan bisa berdiri sebagaimana mestinya,
bagaikan rumah yang dibangun di tanah yang gembur.
Di dalam tanah terdapat pondasi. Disini pendidikan merupakan pondasi yang
dapat menentukan kualitas suatu bangsa. Dengan pendidikan, setiap orang dapat
memperoleh peluang yang lebih baik untuk memperoleh kesejahteraannya. Tapi
perlu diingat pendidikan yang dimaksud bukan sekedar ilmu pengetahuan,
melainkan harus diiringi dengan karakter. Dapat kita lihat dari berbagai kasus,
misalnya korupsi. Pelaku korupsi mayoritas berasal dari orang-orang yang bisa
dikatakan pandai dalam bidang ilmu pengetahuan, tapi tidak diiringi karakter
yang baik. Jika sudah demikian, sepandai apapun seseorang tanpa karakter yang
baik akan merusak kualitas bangsa. Dengan demikian, penulis memiliki pandangan
bahwa dunia pendidikan merupakan era transformasi dimana terjadi berbagai macam
perubahan untuk menuju masyarakat yang cerdas dan berkarakter, yang akhirnya
dapat memajukan suatu negara. Tanpa pendidikan, apalah arti sebuah negara?
Melalui pendidikan lah masyarakat dapat berupaya memajukan masa depan negaranya.
Setelah membuat pondasi, kita beralih ke dinding. Dinding berfungsi sebagai
pelindung dari angin yang berhembus setiap saat. Yang menjadi dinding pada
sebuah negara adalah hukum. Sederhananya, hukum dapat diartikan sebagai aturan
yang dibuat oleh pemerintah disuatu negara. Aturan tidak hanya ditulis, tapi
juga harus ditaati. Dengan aturan diharapkan masyarakat disuatu negara dapat
hidup dengan aman, nyaman dan tertib. Pemerintah dituntut untuk memperlakukan
setiap masyarakat secara adil melalui hukum. Namun yang terjadi di negara kita,
adil dalam hukum tersebut masih diabaikan. Banyak yang setuju dengan anggapan
bahwa hukum di Indonesia bagaikan pisau yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas.
Maksudnya, hukum diberlakukan seketat mungkin untuk masyarakat yang ada
dilapisan bawah, tetapi untuk masyarakat dilapisan atas, hukum yang seharusnya
ketat tersebut bisa dikendurkan dengan kata lain “tumpul”. Ya, hal ini
dikarenakan maraknya kasus suap menyuap di negara kita yang sudah tidak menjadi
rahasia publik lagi. Inilah hasil dari orang-orang yang berpendidikan yang
cerdas tanpa diikuti dengan penanaman karakter yang baik. Andai saja aparat
hukum memiliki karakter yang tegas, jujur dan adil, pasti tidak ada lagi yang
meragukan hukum di negara kita.
Komponen penting yang terakhir yaitu
atap. Atap dalam sebuah rumah berfungsi untuk melindungi manusia dari cuaca,
seperti panas dan hujan. Seperti halnya di sebuah negara, yang menjadi
pelindung dalam suatu bangsa adalah pemerintah. Berdasarkan pokok pikiran dalam
pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, tugas pemerintah negara Indonesia adalah melindungi
segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dari kalimat tersebut kita
tahu, bahwa tugas pemerintah tidak hanya melindungi tetapi juga memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bisa diupayakan
dengan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan. Melalui
peningkatan hal tersebut, maka setiap orang memiliki pengetahuan dan skill yang
memadai, sehingga dicari oleh dunia kerja, baik di Indonesia maupun di luar
negeri. Jika setiap angkatan kerja memperoleh pekerjaan yang baik dan layak,
maka pendapatan nasional akan meningkat. Dengan peningkatan pendapatan nasional
bisa dinilai pula peningkatan kesejahteraan dan kemajuan di suatu negara.
Rumah idaman adalah rumah yang
diinginkan oleh setiap orang. Tentunya setiap orang menginginkan rumah kuat dan
kokoh mulai dari tanah sampai atap, yang dapat memberi kenyamanan saat mereka
mendiami rumah tersebut. Begitu pula dalam negara. Setiap bangsa menginginkan
negara yang maju, dengan segala sarana dan prasarana yang memadai. Kemajuan
suatu negara dapat dilihat dari kemajuan suatu bangsa. Bangsa dapat dikatakan
maju apabila telah memenuhi tujuan pendidikan yaitu membentuk manusia yang cerdas
dan berkarakter. Seperti yang kita tahu, Negara Indonesia adalah negara
demokratis yang berarti dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Disini kata
kuncinya adalah rakyat. Selama masyarakat ada keinginan untuk berupaya
mewujudkan pendidikan karakter maka semakin besar pula peluang sebuah negara
untuk maju. Untuk itu sebagai bangsa Indonesia, marilah kita bersama-sama
menjunjung tinggi pendidikan karakter, agar kita semua dapat melihat rumah
idaman di atas tanah tercinta ini.
No comments:
Post a Comment